[Padalarang 12 desember 1995]
Terantuk antuk, masih terkantuk, jalan saat itu baru saja kembali lurus, setelah berputar putar, meliuk liuk mengikuti bentuk pegunungan, masih dalam jok ke empat dari belakang kendaraan bis HIBA, menderu dalam jalan yang masih kosong ini, ban berputar mencoba mencengkeram jalan yang terus naik dan kemudian turun, beberapa pohon pinus, pohon pohon hutan tropis tampak melambai cepat ketika mobil ini berlalu. setelah terbiasa dengan gerakan cepat mobil ini, mual yang sebelumnya mendera, akhirnya terbiasa juga, dan membawa tubuh ini tertidur..
woi woi buka jendela!! buka jendela! udah dingin.. udah sampe bandung!! semua orang tergegap dari tidur siangnya..
salah seorang teman berteriak, dan sontak kami berhamburan berebutan untuk melihat kejendela, membuka bis yang tak ber ac ini. bis ini hanya dilengkapi dengan jendela kecil yang terbuka di atas, sehingga setiap anak berhamburan berdiri di jok dan mencoba membuka merasakan daerah baru ini.
brrrr… dingin.. benar dingin, padahal hari sudah menunjukkan pukul 1 siang, namun hutan disamping kami meneduhkan dan cuaca memberikan kesejukan yang selama ini kami tidak pernah dapatkan di jakarta.
setelah beberapa saat mengantri tol padalarang, akhirnya bis ini langsung menghantar ke arah cihampelas.. wah semua bersorak gembira karena ramainya daerah tersebut pada hari sabtu dan terlebih banyak patung jagoan jagoan dari film terpampang dipasang di toko sepanjang jalan cihampelas, belum lagi harga produk seperti baju yang jauh lebih murah dibandingkan harga jakarta pada saat itu sudah cukup terbeli dengan meminta ayahbunda membelikan sepotong baju superman.
rasanya datang kebandung adalah keceriaan, sebuah kota yang dingin, kota yang rindang, dimana kreatifitas berkembang dengan sangat menggoda dan belum lagi bahasa dan bagaimana manusia bandung menyambut ramah pendatang, sangat halus dan bandung pisaaannn….
ahhh.. belum disebutkan juga kreatifitas tempat makanan dan jenis makanan yang disediakan dari bandung sangat beragam, bahkan bila belum membawa oleh oleh dari bandung belum pol rasanya..
[cipularang 11 agustus 2008]
sudah hampir satu setengah jam rasanya berada dalam ruang kecil ini, berhimpit dengan 5 orang lainnya di belakang, dengan manusia manusia yang sedestinasi, tepatnya kedaerah yang kini waktu tempuhnya hampir sama dengan bintaro dan pluit pada hari kerja saat dimana 2 jam terasa menjadi sangat cepat bagi orang yang bekerja di jakarta.
masih ingat baru saja minggu lalu bertandang ke bandung, untuk melihat sebuah presentasi pecha kucha, presentasi bagi para industri kreatif untuk berbagi idea dan berbagi opini tentang pekerjaan, ide, dan pemikiran, minggu ini masih harus kebandung, karena harus mengumpulkan karya dan presentasi untuk bandung Architecture family event..
dan masih ingat dalam ingatan bagaimana kompaknya kota bandung dalam rangkaian helar fest, dari satu event hingga event lain yang melibatkan seluruh kota bandung, terlebih bagaimana melihat keriuhan kick fest di lapangan Gazebo menyemarakkan bagaimana kota bandung menunjukkan kekuatan industri kreatif mereka.
yap, bandung menjadi satu tempat yang selalu menarik perhatian, dari kemudahan transportasi sekarang, baik dengan bis, angkot, kereta, hingga travel sudah bisa, bandung sekarang seperti kota satelit layaknya bsd dan jakarta, disatu sisi bandung selalu menawarkan ke khas an dan menjadi tujuan wisata baik dari remaja yang mencari baju baju indie, pasangan yang mencari tempat makan romantis disekitar pegunungan yang mengelilingi bandung, hingga ibu ibu yang sibuk menarik bapak bapak atau suaminya untuk berburu factory outlet.
kini bandung kian jakarta,
problematik muncul segenap tumpah ruah meletup letup seiring hingar bingar perkembangan bandung. Dahulu bandung yang bersih, hijau, kini tergantikan dengan perumahan kumuh padat kumuh yang menghiasi sepanjang jembatan pasopati. Jalan bandung yang terasa sejuk kian tergantikan dengan polusi dan terasa panas mendekati suhu jakarta, bahkan dahulu angkot angkot yang berisi mojang mojang bandung nan geulis sudah banyak berkurang dengan berkendaraan mobil pribadi atau nebeng dengan teman, walaupun hanya dari itb ke kafe ngopi dulu sekarang rasanya kalo naik angkot terasa jauh dan panas… ga gaul gitu lohh.. yuuukk!!
semakin padat, macet pun menghantui bandung, terlebih kalau kita perhatikan bandung benar benar kian jakarta, segenap kemacetan bisa berupa mobil mobil padat merayap yang sedang berburu tempat wisata dengan plat B (jakarta).
Inilah bandung sekarang, dengan perkembangan kota dan keanekaragaman produk yang menggugah selera turut serta membawa masalah baru dengan laju penduduk yang terus berkembang, laju pendapatan daerah bersamaan dengan laju volume kendaraan pendatang setiap malam minggu atau tiap hari libur. pendapatan yang berkembang turut serta membawa perubahan wajah yang merusak, berlomba menjadi sebuah penanda yang mudah di cerna dan memancing turis lokal. belum lagi perombakan struktur hijau daerah cihampelas, babakan siliwangi, daerah dago atas , perombakan kota lama, bangunan lama untuk dijadikan mall baru atau dimana manusia berlomba terhadap keuntungan untuk menikmati regukan peluang keuntungan industri pariwisata dan kreatif yang sedang mendominasi bandung saat ini.
masyarakat bandung sudah tidak betah keluar ketika malam minggu, merasa asing dan alienated terhadap kotanya sendiri.
oohhh.. bandung riwayat mu kini..
masih banyak sekali aset kota ini bila diolah secara tepat, dukungan alam yang mendukung sebagai industri pariwisata, ditambah dengan kreatifitas manusia didalamnya membuat bandung menjadi kota sangat unik dibanding dengan kota besar di Indonesia. sayang sekali, penataan bandung sekarang justru kian mengikuti perkembangan pola jakarta yang semakin menyebar (sprawling) karena tuntutan biaya tanah yang tinggi sehingga batas batas wilayah bandung kini makin memadat, terlebih kurangnya daya dukung ruang publik yang kini tergantikan dengan ruang maya dan ruang ruang komersial fana seperti mall, kafe dan lain sebagainya. kita tidak dapat menikmati pemandangan bandung, bahkan bukit dan pegunungan seperti ciumbuleuit yang dulu hijau dan asri kini ternoda dengan adanya bangunan megah berlantai tinggi dan bertahap akan segera bertambah secara perlahan menutup vista pemandangan serta menghujam tanah tatar parahyangan dengan tidak hormat.
walaupun bukan bermaksud sisindiran, namun This Is My Dream.
budaya sunda yang sangat baik apa adanya janganlah dirubah, biarkan saja ia menghantar dan memperkaya manusianya, sebagai manusia yang rendah hati dan sangat adaptif dengan masyarakat di luar sana. biarkan ini ditanamkan dalam pelajaran wajib bandung, dan biarkan orang luar belajar dari mereka dan mengagumi keindahan berbahasa dan berlaku sebagai urang sunda.
kembalikan hijau, hutan hutan, pemandangan dan dingin sejuk yang menyelimuti kota bandung, kembalikan sensasi romantisme yang menyelimutinya, karena dengan lingkungan inilah yang membuat manusia sunda betah berlama lama di kampungnya, dan pendatang merasakan bagaimana indahnya dan sejuknya lingkungan ini menciptakan keasrian kota bandung. Biarkan bagaimana kenangan akan romantisme dan dingin ini memberikan memori bagi siapa saja yang pernah hidup, menghampiri atau tinggal di Bandung.
perbaikan tata lahan dan peruntukan baik itu daerah serapan, daerah hijau, permukiman dan komersial karena sekarang ini bandung ternyata dalam tahap kronis, membabat segala lahan hijau, resapan, konservasi dan terlebih lahan atau bangunan bersejarah yang ada.
sejarah adalah aset kota yang paling penting, karena sejarah adalah keunikan dan aset terbesar yang tidak dimiliki tempat lain di manapun di dunia ini, dan beruntungnya arsitektur, bahwa ia menjadi saksi penting sejarah, menjadi satu satunya bentuk bukti bahwa sejarah melekat pada tempat. Arsitektur memiliki memori yang dapat ditelusuri dan menjadi aset penggalian kebudayaan kita, karena dia merupakan sebuah penanda pada masanya.
Petakan seluruh aset industri kreatif bandung, karena ternyata industri ini telah memberikan sumbangan sebesar 20 triliun atau sekitar 7.82% untuk PDRB (Produk Domestik Regional bruto) (BPS jawa Barat:2005) walaupun memang kemacetan sabtu minggu kadang disalahkan pada banyaknya mobil plat jakarta yang memasuki kota bandung, namun, justru itu lah kekuatan bandung, perlu dipikirkan koneksi yang baik atau sistem transportasi baik jakarta bandung, atau bandungnya sendiri dalam mengantisipasi lonjakan wisatawan penghasil pendapatan daerah ini sendiri.
berikan ruang ruang untuk berkreatifitas seni dan ruang publik sebagai latar, justru arsitek dan urbaners harusnya bisa masuk dan memberikan andil dalam menyikapi aktifitas kota, dalam hal ini bisa satu ruang taman publik yang positif, atau ruang ruang dimana manusia dapat berkreasi dan menyalurakan kreatifitasnya, dan jangan sampai kejadian sabtu kelabu tentang konser sempit yang menghasilkan korban tewas terinjak karena minimnya ruang pertunjukan di kota bandung. berikan latar bagi aktifitas yang baik ini, latar dalam bentuk ruang positif, sebagai kampung dan halamanku.
sudah saatnya semua kaum muda, tua, kreatitf, segala golongan dari ujung berung hingga lembang, untuk bersatu membenahi kota bandung, mimpi untuk hidup saling udunan, hidup saling membantu, dan menciptakan bandung baru yang akan mendominasi kota dunia, disejajarkan dalam tatanan New York, Tokyo, London, Paris, dan tentunya Bandung. Amin…
Paskalis Khrisno Ayodyantoro
untuk ruangariungurang