Dayeuh Anom

banner-dayeuh.jpg

Sebuah Mega Proyek Prestisius baru akan menjadikan Bandung sebagai gerbang utama pariwisata Jawa Barat. Hal itu disampaikan oleh Rama Adhitya selaku Arsitek PT. Bangkit Indonesiaku.

peta-hijau.JPG.jpg

potongan.JPG.jpg

Saga revitalisasi kawasan alun-alun dan sekitarnya ini dimulai beberapa tahun yang lalu. Dalam rangka menjadikan Bandung sebagai kota wisata, maka penambahan tempat tujuan wisata dilakukan secara sporadic, salah satunya adalah kawasan alun-alun. Kawasan bersejarah yang dewasa ini semakin terpuruk pamornya, akan dibenahi semaksimal mungkin.

Secara keseluruhan, pembenahannya dibagi menjadi 5 tahap. Pertama, mengalihkan kendaraan bermotor dan menggantinya dengan jalur-jalur pedestrian yang nyaman menghubungkan titik-titik tujuan utama di kawasan alun-alun dst nantinya.

blokplan3.JPG.jpg

Kedua, Mendesain ulang Masjid Agung. Dengan meningkatnya pengunjung masjid, masjid yang ada sekarang telah mengambil bentuk asli ruang terbuka alun-alun sehingga perlu di ambil solusi desain mengantisipasi lonjakan pengunjung tersebut tanpa mengurangi nilai historis dan bentuk alun-alun yang ada sekarang.

skylight ruang tungu Stasiun Kereta Bawah Tanah yang sekaligus menjadi sebuah reflecting pool yang besar serta secara filosofis menjadi satu gerbang pensucian diri ketika menuju ke masjid4.JPG1.jpg

“Oleh karena itu Masjid akan dikembalikan seperti semula, tidak mengambil lahan alun-alun. Untuk menambah kapasitas, maka masjid ditambah jumlah lantainya, yang semula hanya 3 lantai menjadi 6 lantai, dan keseluruhan bangunan akan diangkat setinggi satu lantai, sehingga tercipta ruang public di bawah masjid tempat jemaah berkumpul,diskusi dan berbaur dengan warga kotanya, kami ingin Masjid itu tidak eksklusif, sesuai dengan semangat pembaharuan Islam”, ujar arsitek Masjid, Ir. Alam F. Mulyana.

Ketiga, Mendesain ulang kawasan dalem kaum. Jalan yang selalu penuh sesak oleh pengunjung, penjaja di kaki lima dan toko-toko kelas menengah tersebut akan dirapikan. PKL yang berjualan di depan toko dan memenuhi trotoar akan dipindahkan ke tengah jalan (tentu saja jalannya pun bebas kendaraan bermotor), hal tersebut dilakukan agar antara toko dan PKL saling menguntungkan. Kawasan ini rencananya akan dijadikan pusat bisnis local warga kota, seperti kerajinan, fashion dan kuliner.

Pasar Murah Dalem Kaum yang dipertahankan memiliki daya tarik ekonomi dan tersendiriDK-01-copy.JPG.jpg

Pasar Murah Dalem Kaum yang dipertahankan memiliki daya tarik ekonomi dan tersendiriDK-02-copy.JPG.jpg

Keempat, Membangun Mall di lahan yang sekarang digunakan untuk mall palguna. Mall modern dengan desain yang menarik diperlukan untuk menggenerate ekonomi kawasan ini. Mall yang terletak persis di depan alun-alun dan masjid agung ini memiliki 4 muka, salah satunya sisi belakang mall akan dibuat menjadi kawasan waterfront sepanjang 200 m. Proyek ini akan menjadi percontohan dalam rencana kota Bandung menjadikan sungai Cikapundung sebagai alah satu tujuan wisata. Andreas Susandika selaku arsitek dari bangunan ini menambahkan, mall ini dapat menjadi penyangga utama kawasan alun-alun yang baru. Warga kota diharapkan mengunjungi mall ini, menaruh kendaraannya dan menjadikan mall sebagai tempat transit menuju kawasan-kawasan lain di sekitarnya yang tidak kalah menarik.

eX-Palaguna Mall yang baru dengan desain unik, menarik sejumlah wisatawan internasional3.JPG2.jpg

eX-Palaguna Mall yang baru dengan desain unik, menarik sejumlah wisatawan internasional5.JPG1.jpg

Suasana Cikapundung Waterfront yang dipenuhi kafe dan pengunjung.9.JPG2.jpg[/

Kelima, membangun stasiun transportasi massal. Dengan kota berpenduduk lebih dari 3 juta jiwa, kota Bandung sudah selayaknya memiliki transportasi massal sebagai media alternatif danjalur transportasi yang dipandang kian menyesakkan dan sekaligus mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi kota dan berjalan kaki. Sesuai dengan wacana pemkot Bandung untuk membangun MRT, maka desain kawasan alun-alun baru ini pun direncanakan memiliki stasiun MRT. Naik mrt dari penjuru kota, turun di stasiun dayeuh anom, dan menikmati semua sajian yang terdapat di kawasan tersebut.

petakbt.JPG.jpg
Akses utama Stasiun ex-bioskop DianSuasana Atrium Stasiun Dayeuh Anom”]1.JPG3.jpg
Kesibukan di area loket Stasiun Dayeuh Anom2.JPG2.jpg

Bandung memiliki seluruh potensi untuk menjadi kota wisata internasional. Jika kekayaan yang dimiliki Bandung seperti Sejarah, iklim, budaya, kuliner, dll itu dibalut dengan kreativitas khas kota Bandung, niscaya Bandung dapat disejajarkan dengan tujuan-tujuan wisata primadona di Indonesia bahkan di dunia.

Dayeuh Anom, begitu Paskalis Khrisno Adyantoro membeberkan nama pusat kota baru Bandung. Arsitek sekaligus penggemar kuliner Bandung itu yakin, Dayeuh anom akan dapat menarik wisatawan domestik dan internasional.

Bahkan, walaupun Dayeuh Anom masih dalam tahap pelaksanaan, warga Bandung sudah tidak sabar untuk segera menikmati kawasan wisata terpadu tersebut. Pratiwi 24 tahun, bahkan sudah jauh-jauh hari memesan ruang usaha di mall yang direncanakan akan selesaI tahun 2012 itu. “Edun pisan konsepnya!” Wanita lajang tersebut menutup pembicaraan. (*)

Aerial View Alun-alun lengkap dengan segala aktifitasnya.8.JPG1.jpg

Tim Arsitek : Alam Fajarahman Mulyana, Andreas Susandika, Paskalis Khrisno Ayodyantoro, Pratiwi Tanuwirhardja, Rama Aditya

About the author