Dalam Satu kesempatan, saya dan 3 teman lainnya di HAP ikut belakangan dalam sayembara pengembangan pusat penelitian di Fakultas Kedokteran UI. Sayembara ini menarik, namun karena keterbatasan waktu di kantor HAP, Pak Han, menghandle sayembara ini sendiri terlebih dahulu bersama teman teman dari PDA-ID (Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia) melalui sketsa dan pendekatannya sendiri. Pak Han dalam prosesnya menggunakan pendekatan fungsional dan dalam banyak proyek dengan bangunan bersejarah, Pak Han tidak ingin merusak citra bangunan tua, tetapi memperkuat dengan material material kaca yang secara visual ringan dan menjadikannya latar.
Pendekatan fungsi ini dimulai dengan menarik aksis dari bangunan utama dan melihat batasan batasan site yang ada. lingkaran dimaksud menjadi pusat baru ditengah masa yang sekarang tersebar di site. Dari tarikan tarikan lingkaran pertama, dibutuhkan luasan tambahan, sehingga pertemuan titik tengah dan diagonal menjadi proporsi sebagai lingkaran kedua.
Bangunan bangunan lain yang tersebar di tapak, akan di bersihkan dan di pindah kebangunan baru sehingga menjadikannya bangunan dengan luasan yang besar, dan mempengaruhi bentuknya yang besar dan “bulky”. Untuk mengatasi ini lantai dasar dibuat terangkat, sehingga menjadikannya terlihat ringan, dan usaha memecah ketinggian dengan membuat podium.
Pada akhirnya, sayembara 2 tahap ini, memberikan waktu bagi kami untuk belajar dalam cara pandang yang berbeda dalam desain masa kini yang intuitif terkadang dengan semiotika dibanding dengan para modernis yang mengambil garis secara fungsional dan memasukkan material apa adanya.
Team : Han Awal, elvira Konghoiro, Martinus Setyo, Reginald Agussalim, Ria Febrian, Paskalis Khrisno Ayodyantoro,