Menara Maluku (2005)

Latar belakang
Sayembara Menara Maluku merupakan sayembara gagasan yang datang dari Dinas PU dan Pemda Maluku dalam rangka menyambut hari jadi propinsi Maluku yang ke 60 pada tgl 19 Agustus 2005.Harapan dari sayembara ini menghasilkan prototype Menara Maluku yang dapat membawa maluku ke abad 21, membawa harapan bagi masa depan Maluku, membangun kembali tatanan masyarakat dengan semangat rekonsiliasi, setelah beberapa tahun lamanya Maluku, khususnya Ambon dilanda konflik horizontal berbau SARA yang telah meluluh lantakkan sendi-sendi beragama, hubungan antar keluarga yang selama ini terjalin sangat baik penuh semangat toleransi.
 
Menara Maluku bagi daerah Maluku diharapkan membawa perubahan dan menjadi generator pembangunan untuk mengangkat kembali citra Maluku , mengembangkan dan menggairahkan pembangunan bagi kawasan sekitarnya dan kelak dapat menjadi salah satu tujuan wisata. Menara Maluku juga berfungsi sebagai menara suar bagi pelayaran laut maupun udara, karena letaknya yang berada diujung pulau Ambon, menjadikannya bagaikan sebuah gerbang selamat datang kepulau Ambon. Menara Maluku sendiri juga dapat berfungsi sebagai museum / pustaka bagi sumber informasi sejarah, seni dan budaya Maluku. Menara Maluku diharapkan dapat menjadi tenggara bagi kawasan yang membawa Maluku keabad 21, membawa Maluku dikenal secara nasional maupun dunia.
 
Filosofi Menara Maluku
 
Sosok Menara maluku ini sendiri diinspirasikan dan digali dari Patung Kesuburan, sebuah karya seni patung peninggalan yang berasal dari Maluku Tenggara dan kini disimpan dalam museum seni dan budaya Siwa Lima, Ambon. Patung Kesuburan ini secara garis besar terdiri dari 3 bagian, bagiian kaki, badan dan kepala. Menara maluku merupakan pembesaran 150 kali dari tinggi patung Kesuburan beruukuran 30cm, dimana sosok Patung Kesuburan diterjemahkan dalam kontex kekinian.
 
Secara garis besar sosok Menara Maluku juga dibagi menjadi 3 bagian
 
Bagian bawah / kaki
Merupakan bangunan platform 2 lantai, berupa sebuah kolam pantul bertapak ellips sekaligus berfungsi sebagai areal masuk utama kedalam bangunan menara Maluku. Kolam pantul dengan tepian air yang selalu mengalir jatuh bagaikan air terjun menggambarkan falsafah ‘kesuburan dan kemakmuran’ yang berlimpah ruah bagi Maluku dan Ambon khususnya, dimana kolam pantul dengan air yang selalu tumpah ini seakan menyatu dengan cakrawala dan laut dibawahnya.
Bangunan platform ini seluruhnya ditopang oleh 19 struktur kolom beton yang menggambarkan angka kelahiran propinsi Maluku, diatas platform inilah berdiri tegak Menara maluku setinggi 45m, yang terletak sedikit ketepian ujung bukit.
 
Platform ini dilengkapi dengan sirkulasi keliling yang merupakan akhiran dari sirkulasi pejalan kaki. Diatas platform ini pengunjung dapat menikmati Menara Maluku secara utuh dari berbagai sudut sambil menikmati pemandangan panoramik alam dan lingkungan disekitarnya 360 derajat.
 
Dibawah platform air ini terdapat 2 lapis lantai yang berfungsi sebagai ruang bagi kegiatan seni temporer yang dikelilingi 19 buah ruang Diorama berlapis terracotta berisikan sejarah Maluku sekaligus ruang bagi kegiatan seni temporer. Dibawah ruang Diorama terdapat ruang terbuka dengan pemandangaan lepas kepantai Ambon dilengkapi fasilitas restauraan dengan segala fasilitasnya.
 
Bagian tengah/badan
Merupakan bangunan Menara Maluku yang seolah-olah muncul dari dalam air dan menjulang kelangit. Bangunan Menara memiliki total ketinggian 45m, merupakan gambaran dari tahun kelahiran propinsi Maluku, 1945. Bangunan Menara ini secara garis besar berupa bangunan struktur transparan dilengkapi dengan 2 buah Core yang dapat berfungsi sebagai sirkulasi vertikal/ lift bila sewaktu-waktu diperlukan atau sebagai ruang diorama bagi sejaraah seni dan budaya Maluku. Kedua bangunan Core berlapis terra cotta ini dilingkari sirkulasi berupa tangga , dimana kedua tangga ini akan bertemu pada ‘bordes’ berupa platform lantai sebanyak 8 lapis yang menrupakan gambaran dari bulan kelahiran Propinsi Maluku, Agustus.
Bangunan Menara ini secara keseluruhan merupakan bangunan terbuka yang kemudian dilapis dengan strukur berbentuk anyaman , bagaikan sebuah keranjang, diamana struktur keranjang ini merupakan dudukan bagi lapisan transparan dari bahan polycarbonate dengan motif tradisional yang diambil dari Patung Kesuburan.
 
Bagian atas/kepala
Merupakan bagian paling atas dari bangunan Menara Maluku, berfungsi sebagai gardu pandang bagi pengunjung untuk menikmati pemandangan cakrawala lepas dari puncak ketinggian. Diatas bangunan ini terdapat sebuah sebuah relief bagikan sebuah lingkaran utuh dipuncak bangunan yang menggambarkan semangat ‘Baku Bae’, yang akan selalu mengingatkan ‘Kita Semua Bersaudara’, sebagai lingkaran simbol perdamaian yang utuh tak terputuskan, sebuah simbol kerukunan antar umat yang akan membawa cita-cita masyarakat Maluku yaitu Kerukunan dan Kemakmuran . Lingkaran cincin terbuka ini sekaligus merupakan gambaran menyatunya dunia (Menara Maluku) dengan langit/ kosmos yang memang merupakan filisofi dari Patung Kesuburan, dengan gambaran Dunia Atas, sebuah hubungan spiritual antara manusia dan penciptaNya.
 
Jiwa Tempat
Lokasi menara terletak diatas bukit tidak jauh dari desa Alang, sebuah desa yang terletak diujung pulau Ambon yang bertapak Tapal Kuda ini, diharapkan kehadiran menara Maluku tidak menjadikan kawasan tsb menjadi asing, sebaliknya memberi makna bagi tempat tsb, oleh karena itu Menara Maluku dirancang dengan semangat Jiwa Tempat (Genius Loci).
 
Secara keseluruhan bangunan Menara Maluku ini dirancang untuk menyatu dan menjadi bagian tak terpisahkan dengan linglkungan disekitarnya. Lokasi bangunan menara terletak diujung garis sumbu bukit dengan platform menara menjadi bagian dan penerusan dari kontur bukit existing.
 
Kawasan Menara Maluku dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ruang amphitheatre terbuka untuk berbagai pagelaran seni budaya, sebuah taman yang luas berfungsi sebagai areal bermain anak-anak yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk berbagai kegiatan seperti pertunjukan musik, pentas tari dlsb. Taman ini juga dihijaukan dengan berbagai jenis tanaman khas Maluku, sehingga bisa menjadi khasanah dan informasi bagi pengunjung. Diluar kawasan hijau Menara maluku terdapat sebuah areal terbuka bagi bangunan dan fasilitas parkir dan terminaaal traansit kendraan umum seperti bus, angkot dlsb. Areal parkir dibuat berjarak dengan menara Maluku, untuk memberikan waktu yang cukup bagi para pengunjung menikmati berbagai pemandangan dan alam disekitarnya melalui pedestrian yang akan mengelilingi bangunan platform sebelum mencapai bangunan menara.
 
Dimasa mendatang, perlu dipikirkan perkembangan kawasan ini bila menjadi salah satu kawasan wisata utama dimana Menara Maluku menjadi magnet bagi hadirnya berbagai bangunan komersial seperti hotel/resort, restaurant, toko-toko dlsb. Berbagai kegiatan tersebut bisa menjadi pendukung, namun bisa juga mengurangi nilai kawasan itu sendiri, oleh karena itu perlu jarak bebas yang cukup dengan menara Maluku, dimana terdapat zona exclusive bebas bangunan, selebihnya pembangunan areal komersial bisa dimungkinkan disekitar kawasan tanpa mengganggu keheningan kawasan Menara Maluku itu sendiri.
 
Data Proyek Menara Maluku
Pemberi tugas : Panitia Sayembara Gagasan Menara Maluku
Lokasi : Bukit Bandera, desa Alang, Ambon
Arsitek : Yori Antar, Rafael Arsono, Paskalis Khrisno Ayodyantoro, Djuaini, PT Han Awal & Partners
Desain : Agustus 2005
 

About the author