Anak Gunung Krakatau, Agustus 2014

Diawali dengan trip karimun jawa yang batal karena kesibukan teman teman kantor, akhirnya dapat link di Backpacker Indonesia ke krakatau. Karena malas untuk membuat rencana perjalanan, akhirnya setelah melihat lihat rencana opentrip yang dibuat beberapa penyelenggara jasa wisata, akhirnya kita mendapatkan tempat lewat Indahnesia. Berhubung ada kode “Verified”, dan termasuk paling murah Rp.400.000,- perorang akhirnya berangkatlah kita jumat malam.

Dengan diawali perjalanan ke terminal kalideres dengan taksi, jalan tol JORR yang baru memudahkan dan mempercepat tujuan dari Bintaro ke Kalideres dalam waktu 30 menit. Setelah menunggu setengah jam, kami berangkat dengan menggunakan bis AC Arimbi Rp.21.000 tujuan merak, sekitar 2.5 jam, mampir serang dan cilegon. Sesampainya di Pelabuhan, kami menunggu hingga jam setengah 2 pagi kemudian berangkat menyebrangi selat sunda selam 2.5 jam.

Sesampainya pelabuhan Bakahuni, kira kira jam 4 subuh kami menunggu rombongan yang terpisah yang naik kapal sesudah kami. Setelah itu kami naik angkot yang sudah di carter ke dermaga Canti selama kurang lebih 1 jam. Di dermaga Canti, beberapa orang menunggu sambil makan pagi dan berganti pakaian renang. Orang orang yang tidak membawa alat snorkeling bisa menyewa dari titik ini. Kapal pun sudah mengantri, ada sekitar 8-10 kapal dengan jumlah penumpang kira kira 20-30 orang per kapal. Jadi akhir pekan ini ada sekitar 200 orang yang berwisata ke Anak gunung krakatau dan sekitarnya. Sekitar jam 7 kami melanjutkan dengan kapal ke Pulau Sebuku kecil selama 2 jam untuk menikmati pantai dan ke sebuku Besar untuk ke titik snorkeling pertama. Yang menyenangkan adalah ketika berangkat, matahari belum cukup terik, ditengah tengah perjalanan kapal kita disambut oleh rombongan lumba lumba (ternyata) paus pilot yang sedang menuju ke barat laut!

Titik snorkeling pertama ini masih ada beberapa karang yang bagus, sayangnya airnya cukup keruh sehingga tidak cukup jelas terlihat. Setelah puas snorkeling dan bermain di Pantai, di pulau sebuku kecil yang kosong, kami melanjutkan perjalanan ke pulau Sebesi selama 1 jam untuk ke homestay. Menariknya homestay di pulau sebesi adalah rumah rumah penduduk yang di sewa untuk 6-12 orang per rumah. Rumah rumah penduduk ini pada akhir pekan digunakan sebagai penginapan wisatawan sehingga mereka dapat menikmati hasil dari pariwisata yang berlangsung di sekitar Kepulauan Krakatau. sekitar 3 jam setelah beristirahat, jam 4 sore, kami melanjutkan ke Pulau umang yang tak berpenghuni di seberang pulau sebesi dengan kapal sekitar 15 menit. Di pulau ini kita bisa melihat matahari tenggelam, pantai dengan pasir putih yang halus, dan beberapa tempat snorkeling. Setelah lelah kegiatan hari ini, kami mencari pengepul ikan di kampung. Karena belum ada restaurant, ketika membeli ikan kami sekaligus minta di bakar. Harga ikan di pulau sebesi cukup mahal. 1 KG ikan kuwe seharga rp 30.000-35.000 dan 1 KG ikan tenggiri seharga rp 40.000-45.000 belum termasuk harga bakarnya. Kami membeli 1 KG ikan tenggiri dan 1/2 KG ikan Kuwe untuk dibakar dengan total rp 95.000 sudah di bakar dengan bonus sambal khas pulau sebesi. Cabe rawit diulek dengan belimbing wuluh dan gula. Rasanya maknyusss sampe ke hati pedesnya…

Malam berganti. Semua tertidur lelap. Jam 1/2 2 pagi tiba2 hujan mengguyur dengan deras, jemuran yang ada di depan semua basah lagi termasuk handuk handuk. Jadwal berangkat ke pulau anak krakatau yang harusnya jam 4 subuh bergeser menunggu hujan reda sampai jam setengah 6. Jam 7 kami berangkat dengan kapal dari pulau sebesi ke pulau anak krakatau selama 2 jam. Hari sudah hampir terik ketika kami sampai di pulau anak krakatau. Kami menunggu gantian dijemput dengan perahu karet milik departemen kehutanan yang berjaga disana karena tidak ada dermaga dan kemiringan pantai cukup terjal dan dalam. Sulit untuk berenang, karena banyak ubur ubur juga. Setelah semua sudah berada di darat, mendaftar ke departemen kehutanan, kami langsung naik selama 30-45 menit ke pos pemberhentian pertama. Dari puncak pertama ini kita bisa melihat puncak anak gunung krakatau berwarna kuning belerang dengan asap masih membumbung terus menerus. Dari Puncak ini kita bisa melihat bahwa anak gunung krakatau ini adalah hasil dari letusan gunung krakatau yang sangat hebat pada tahun 1883. Gunung krakatau sendiri hancur sudah dan kaldera nya menjadi laut, serta sisa sisa pulau krakatau menjadi pulau rakata, pulau sertung dan pulau panjang, kemudian pada kelanjutannya anak gunung krakatau muncul perlahan dari bawah laut menjadi gunung aktif yang terus tumbuh pertahunnya. Setelah letusan tahun 1883, anak gunung krakatau tumbuh sejak dari sekitar tahun 60 dari ketinggian 60 m sekarang mencapai 200 meteran. Keunikan lainnya dari anak gunung karakatau adalah bagaimana kita dapat belajar dari kehancuran dan pemulihan kehidupan kembali di alam tropis yang kompleks dengan biografi unik yang tumbuh secara cepat!

Setelah mendaki gunung krakatau, kami melajutkan perjalanan ke Pulau rakata untuk snorkeling tepatnya di legon cabe (cekungan cabai). Snorkeling disini cukup menarik karena kita bisa melihat terumbu karang yang unik dan terbilang masih sehat dibanding lainnya. Lengkap sudah perjalanan kali ini, naik gunung, berenang, snorkeling makan ikan bakar.

Sayangnya turis yang baru tumbuh pesat sejak 2012 ini tidak di iringi dengan kesadaran pariwisata yang bertanggung jawab. Di kampung kampung sampah sudah mulai terorganisir dengan baik, masyarakat sendiri melarang menggunakan bom dan racun untuk menangkap ikan di kawasan selat sunda. Sayangnya pemanfaatan dan cara wisatawan snorkeling cukup memprihatikan. Kapal kapal penumpang yang berlabuh ke titik titik terumbu karang yang bagus masih menggunakan jangkar yang merusak terumbu itu sendiri, dalam 2-5 tahun mendatang dapat dipastikan kawasan ini mirip dengan kepulauan gili yang terumbu karangnya sudah dalam tahap memprihatikan, banyak yang hancur dan mati karena penggunaan jangkar, bom ikan, serta prilaku wisatawan yang merusak terumbu seperti menginjak dan memberikan makanan secara sembarangan kepada ikan yang berpotensi membuat air laut menjadi asam.

Indonesia adalah salah satu segitiga terumbu karang tropis yang tidak akan ditemukan di tempat lain di dunia kekayaan bawah lautnya. semoga kedepannya saya masih bisa melihat kekayaan kekayaan yang kita miliki di Indonesia.

oh iya ada blog tentang terumbu karang yang bagus banget, silahkan di klik tautan nya ya.

tambahan, kira kira detail acara nya seperti ini

Hari ke 0, Jumat

23.00 – 24.00 : Berkumpul di Pelabuhan Merak
24.00 – 01.30 : Registrasi Peserta

Hari ke 1, Sabtu

01.30 – 04.30 : Menuju Pelabuhan Bakauheni
04.30 – 05.30 : Tiba di Pelabuhan Bakauheni, lalu istirahat sejenak.
05.30 – 06.30 : Menuju Pelabuhan Canti
06.30 – 07.30 : Tiba di Pelabuhan Canti, istirahat, Sarapan (exclude)
07.30 – 09.30 : Menuju Pulau Sebuku Kecil (Foto-foto, menyusuri pantai)
09.30 – 11.00 : Menuju Tempat snorkling
11.00 – 15.00 : Istirahat, check in penginapan, makan siang (include)
15.00 – 16.00 : Menuju Cemara satu (snorkling)
16.00 – 17.00 : Menuju Pulau Umang-umang (Foto-foto, mengitari pantai)
17.00 – 18.00 : Hunting Sunset
18.00 – 19.30 : Kembali Ke penginapan, mandi dan istirahat
19.30 – 21.00 : Makan malam (include)
21.00-selesai : Acara bebas

Hari ke-2, Minggu

03.30 – 05.00 : Persiapan untuk summit Anak Krakatau
05.00 – 07.00 : Menuju Anak Krakatau
07.00 – 07.30 : Tiba di pantai Anak Krakatau, istirahat sambil panitia mengurus perizinan
07.30 – 08.30 : Mulai treking menuju pos terakhir Anak Krakatau
08.30 – 09.00 : Tiba di pos terakhir, foto-foto.
09.00 – 09.30 : Kembali ke pantai Anak Krakatau
09.30 – 10.30 : Istirahat, sarapan, dan foto-foto (include)
10.30 – 11.00 : Menuju Pulau Lagoon Cabe
11.00 – 12.30 : Aktifitas di Pulau Lagoon Cabe (Foto-foto, snorkeling)
12.30 – 14.30 : Kembali ke penginapan
14.30 – 16.00 : Istirahat dan persiapan pulang
16.00 – 17.00 : Menuju Dermaga Canti
17.00 – 18.00 : Mampir ke tempat pembelian oleh-oleh
18.00 – 18.30 : Menuju Pelabuhan Bakauheni
18.00 – 21.00 : Menuju Pelabuhan Merak
21.00 -selesai: Tiba di Pelabuhan Merak, perpisahan dan kembali ke rumah masing-masing

ngantuk..

About the author