Arsitek muda Indonesia harus angkat bicara?

Tulisan ini dibuat tahun 2010 setelah ulang tahun jongArsitek! ke 2. Tentang refleksi bersama teman teman, tentang kemana kita akan berdiri dan melanjutkan semangat Arsitek Muda Indonesia.
 
bila kita mendengar kata ini, slogan slogan beterbangan untuk mendorong diskursus arsitektur pada generasi muda kita, yang bisa dikatakan generasi ke lima, bila kita mencoba memahami pameran sejarah tegang bentang yang lalu. Dari kegiatan kegiatan yang kita lakukan, seluruh tindakan ini tidak terlepas dari kritik ringan hingga pedas, mengutip Prof. Gun, bahkan sepedasnya kritik tersebut yang seharusnya menjadi beban satu bangsa dan sepedas yang belum bisa dicapai oleh pengkritiknya, justru mendorong kita untuk lebih menjelajahi, lebih peka, dengan perkembangan yang terjadi di sekitar kita.
 
lalu apakah arsitek muda indonesia kini harus angkat bicara? dalam mengutip judul tulisan AMI terdahulu yang ditulis oleh Bambang Eryudhawan sebagai pengantar kilas balik AMI tahun 1990-1995, tampaknya kampanye yang kita lakukan telah usang. Bukan usang dalam semangat, tetapi ada hal yang menjadikan seluruh kegiatan ini menjadi sebuah repetisi terhadap kegiatan yang dimulai 21 tahun silam, bahkan soal angkat mengangkat bicara ini sudah usang hingga hampir setengah umur kita yang memulai gerakan baru.
 
kalau saya boleh mengutip tentang tulisan Bambang Eryudawan ini , kira kira manifesto dan tujuan AMI adalah :
1. menyampaikan gagasan arsitektural kita ke masyarakat luas
2. menunjukkan kepada masyarakat luas tentang keragaman pilihan penjelajahan desain
3. menyimpulkan secara gamblang arah perkembangan arsitektur indonesia
4 mengangkat kembali profesi arsitek yang selam ini hanya dianggap menjadi tukang gambar
5. Menciptakan lingkungan binaan yang bertanggung jawab dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
 
lalu lebih lanjut, masih mengutip dalam kajian Bambang Eryudawan tentang Agenda 2020, dijelaskan bahwa perihal yang bisa di kaji untuk masa depan arsitek adalah :
 
1. Batas Kota yang semakin memudar karena teknologi dan globalisasi
2. Kota yang semakin memadat
3. Kota produktif yang menjadi sumber inspirasi penduduk yang tidak melulu di isi oleh Mall
4. Kota Pantai yang bertebaran di Indonesia dalam negara kepulauan yang semakin terlupakan
5. Kota Gotong Royong yang menjadi identitas kita
6. Arsitektur dan Politik, dimana masyarakat tidak menjadi bagian partisipatif pengembangan kota
7. Kritik Arsitektur yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas arsitek
8. Pendidikan Arsitektur yang harus semakin berkualitas
9. Profesi Arsitek yang seharusnya semakin diakui
10. Sayembara Arsitektur sebagai bagian dari proses demokrasi
 
lalu dimana jongArsitek! harus berdiri? bila seluruh ide atau manifestasi telah diciptakan oleh pendahulu kita sudah dibuat, dan bagaimana melanjutkannya?
 
ada yang hilang memang, tenaga tenaga arsitek kita yang pada awal 2008 sempat bertebaran mencari sebuah pendidikan atau pengakuan yang lebih baik di negara lain, jongArsitek! pada awalnya menjadi bagian dari pengumpul2 arsitek arsitek muda ini untuk saling berbagi informasi dan mengupdate apa yang terjadi dibelahan negara lain, kemudian jongArsitek! mengkuratorialkan secara diam diam, apa yang menjadi diskursus penting dalam karya dan tulisan, Kami menampilkan Sayembara sayembara dengan ide yang dapat meningkatkan kualitas binaannya termasuk memberi dampak yang lebih luas, termasuk kota, kami juga mengupdate dengan teknologi-teknologi baru, serta tantangan globalisme yang menjadikan kita harus semakin kreatif dengan kelokalan kita sehingga bisa bersaing dan unik di dunia internasional?
 
apa daya? jongArsitek! dalam usia yang baru 2 tahun ini baru menjadi satu komunitas baru, sayangnya budaya kritik semakin tertinggal, karena kesibukan kita memulai karir dikantor masing masing, teman teman yang dicap tanpa ide original terbelenggu dalam pikiran untuk mengurungkan niat berkomunitas, dan sayangnya kurangnya diskursus dalam tubuh kita sendiri untuk mengkritisi karya kita dan karya yang lain, serta berjalan tanpa dasar pemikiran bersama yangkuat. Ide dasar kita kemudian dalam komunitas baru adalah mengumpulkan seluruh teman teman se indonesia, tapi apa daya, pekerjaan dan kesibukan membelenggu hingga akhirnya kita terjebak dalam rutinitas dan membuat kegiatan untuk meningkatkan diskursus arsitek lain, alih alih sebagai media komunitas yang memperjuangkan hak arsitek muda banyak.
 
walaupun usang, tapi tantangan kita sebagai arsitek muda sekarang yang menurut saya harus tetap berjalan :
 
regionalisme kritis, dimana globalisasi justru menaikkan kreatifitas lokal untuk maju, bukan justru selalu melihat negara asing dan berusaha menyamakan bentuk arsitektur kita ke mereka, tanpa pemahaman yang baik,
 
Sensitivitas Urban bahkan skala global yang menjadikan kita sebagai arsitek yang peduli terhadap masalah masalah lingkungan binaan kita yang lebih besar, sehingga orientasi kita tetap pada peningkatan kualitas hidup yang baik bagi penghuni maupun dalam skala yang besar. baik secara ekonomi politik,bahkan global warming dll
 
Teknologi dan dunia yang semakin datar, untuk memahami kecepatan dunia saat ini dan mengambil posisi termasuk mensolusikan bagaimana kita terus saling menginspirasi lewat teknologi atau memahami bagaimana perkembangan teknologi konstruksi yang baik mengantar kita pada eksplorasi yang tidak terbatas.
 
kampanyekan “arsitektur yang baik”, angkat masalahnya, dan berbahasalah dalam profesi yang humble di mata masyarakat.
 
2 tahun ini teman2 sudah banyak yang bergerak terus dan memperkaya ranah arsitektur kita, tetapi kita harus tetap memposisikan profesi kita di Undang2 sehingga memperjelas profesi kita di tatanan masyarakat (salah satu jalan adalah mendukung IAI dan praktik arsitektur yang baik ), dan juga kembali, mendiskursuskan tantangan tantangan diatas pada setiap arsitek muda dimulai dari kita masing masing sehingga menciptakan kualitas “Indonesia”, yang selama ini terus dicap sebagai plagiator atau pencipta barang “KW 2”
 
mari bercermin pada negara kita, mari mengintip negara lain, dan mari bersama belajar, jalan kita masih panjang, masih banyak yang harus kita lakukan, mari jadikan bulan ini bulan kebangkitan, untuk terus menginspirasi, melanjutkan dan memperbaharui tantangan di masa depan. Mari menulis atau/dan Berkarya,Apa saja!
 
lempar dan tetap berdiri, belajar!

About the author