SAYEMBARA MESJID AGUNG PEMALANG
Perancangan sayembara ini adalah usaha merangkum kebutuhan ruang yang dibutuhkan masyarakat Pemalang akan masjid raya skala kota yang dapat menampung jumlah umat yang terus meningkat. Islam sebagai cahaya bagi umatnya, khususnya bagi kota Pemalang yang merupakan salah satu kota pertama yang mendukung persebaran islam di nusantara dan Pangeran Diponegoro pada masa sebelum kemerdekaan, menjadikan Pemalang sebagai sumber cahaya dan inspirasi bagi kota-kota di sekitarnya.
Perancangan masjid raya Pemalang ini berusaha mengemban tugas selain mewadahkan kegiatan yang dibutuhkan muslimin dan muslimah juga adalah sebuah ikon kebanggaan yang menandakan bangunan yang kaya akan sejarah agama dan budaya mewujudkan Surya Sengkala Lunguding Sabda Wangsiting Gusti yang berarti kearifan, ucapan/sabdo, ajaran, pesan-pesan, Tuhan dan Candra Sengkala Tawakal Ambuko Wahananing Manunggal yang mempunyai arti harfiah berserah diri, membuka, sarana/wadah/alat untuk, persatuan/menjadi satu. Seluruh konsep Rancangan Masjid dan kota Pemalang ini tertuang dalam konsep-konsep berikut;
ABSTRAKSI JOGLO MODERN
Joglo merupakan atap tradisional yang memilki bentuk sarat makna. sebagai sebuah bangunan publik. Masjid dapat menjadi contoh bagaimana kearifan budaya arsitektur yang melekat di masyarakat dapat menjadi inspirasi. dalam memecahkan masalah iklim tropis. Perpaduan bentuk joglo dan material bata pada Masjiid Raya Pemalang menjadi sebuah ikon baru yang menyesuaikan zaman namun tetap arif. Abstraksi bangunan bata yang presisi ini juga menjadi penanda tingkat peradaban yang tinggi di Pemalang. Susunan bata pada bangunan dibuat bernafas dengan berpori sehingga angin dan cahaya dapat masuk ke dalam bangunan.
MELANJUTKAN TEKSTUR URBAN
Masjid merupakan salah satu wadah yang menghubungkan manusia dan Allah SWT. Ruang-ruang masjid dalam perancangan ini menghubungkan konteks kota yang sudah ada dengan ruang shalat yang lebih transenden dan tenang. Mulai dari alun-alun, menuju ruang dalam dengan plaza yang terbuka dan mengundang, jemaah diajak untuk merasakan hubungan hablum minanas yang erat dengan tekstur urban yang ternaungi oleh hablum minalah di lantai dua.
MERANGKUM PROGRAM DALAM KIBLAT
Tantangan utama dalam perancangan masjid raya pemalang berupa program yang padat dalam luas tapak yang terbatas dan arah kiblat (23.7 derajat dari barat) membutuhkan kejelian agar ruang-ruang tetap dapat terakomodasi dengan baik. Massa utama terdiri atas 2 massa melayang yang menyesuaikan bentuk tapak dan arah kiblat. Massa pada lantai dasar mengikuti bentuk tapak dan mengarah ke barat, digunakan sebagai fasilitas penunjang.
MENGEMBALIKAN TAPAK HIJAU
Rancangan Masjid Raya Pemalang berusaha menggantikan ruang-ruang hijau yang terpakai sebagai tapak bangunan di lantai-lantai atas dan bisa digunakan secara aktif sebagai ruang perluasan shalat serta sebagai terapi. Ruang hijau dan terbuka di lantai atas juga difungsikan sebagai sumber cahaya dan udara alami yang dapat menembuskan ke dalam bangunan sehingga bangunan dapat menjadi hemat energi dengan mengurangi penggunaan sistem penghawaan dan cahaya buatan yang terus menerus.
CAHAYA 99 ASMAUL HUSNA
Masjid raya sebagai cahaya Pemalang, menghadirkan sebuah ruang shalat yang kontemplatif di lantai dua untuk menampung kegiatan beribadah jemaah sehari-hari. Ruang shalat utama dibangun dengan bentuk joglo yang di modernkan dan dibuat skylight pada bagian atas dengan abstraksi dari 99 asmaul husna yang akan turun melalui cahaya dan bayangan yang jatuh ke ruang shalat utama. Abstraksi cahaya 99 asma Allah SWT ini juga mengingatkan bahwa Allah SWT akan selalu hadir sebagai cahaya di tempat yang gelap sekalipun. Dinding masif pada ruang shalat utama membuat suara imam terdengar dengan baik menciptakan suasana yang khusyuk bersamaan dengan masuknya bayangan 99 Asmaul Husna di ruang shalat utama.
FLEKSIBILITAS RUANG SHALAT
Kepadatan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan kota Pemalang, memunculkan adanya kebutuhan akan penggunaan ruang-ruang bangunan masjid selain ruang shalat utama secara maksimal. Ketika hari-hari besar keagamaan, ruang plaza lantai dasar dan ruang-ruang terbuka pada bangunan dapat digunakan untuk menampung shalat sejumlah 3000 orang.
GERBANG 5 PILAR UTAMA DAN AIR
Sebelum masuk ke dalam area masjid raya, struktur utama di rancang dengan menggunakan 5 pilar besar yang mengingatkan umat tentang 5 rukun islam; Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa dan haji. Kelima pilar ini selain menopang ruang sholat utama di lantai dua, juga sebagai penanda, gerbang pengingat bagi yang memasuki area Masjid raya Pemalang. Selain 5 pilar, masjid raya Pemalang dilengkapi dengan water feature yang menandakan sebuah pencucian diri, seperti berwudhu , mengingatkan tentang proses pembersihan diri sebelum shalat. Pada saat plaza ini digunakan sebagai perluasan shalat, water feature yang ada di plaza ini bisa di gunakan sebagai air wudhu sehingga umat tidak perlu ke ruang wudhu utama untuk shalat di area plaza.
Team Sayembara : Adiprasetyo, Anggiani, Bryan Zachrie, Hafiz Ramadhan, Ignatius Dimas, Juanita Halim, Nabila Qirala, Ryan Ridge, Paskalis Khrisno Ayodyantoro, Steffie Jessica, Steve Asoes, Theresanny Utama, Yori Antar