Trowulan, Kembali untuk masa depan.

[1]
 
Januari 2009,
 
Pagi menyambut, di beranda, saat ini aroma kopi tubruk menyengat. Pahit di selingi ampas yang mengambang setelah terangkat, terseruput, dan meninggalkan jejak getir di lidah. Cukup hitam untuk membangunkan kantuk yang menyergap pagi. Di samping piring tadah gelas, sebuah berita, berjudul besar.
 
“Besok, Tim Evaluasi PIM Trowulan Mulai Bekerja”.
 
Guru Besar Arkeologi dari Universitas Indonesia, Moendarjito, menyebutkan bahwa proyek pembangunan museum Pusat Informasi Majapahit (PIM) di Trowulan yang di lakukan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata di anggap merusak situs penggalian Trowulan. kala itu proyek pembangunan museum yang sudah masuk tahap konstruksi pondasi ternyata dari beberapa titiknya menimbulkan kontroversi karena merusak area penting penggalian arkeologi situs Trowulan.
 
Setelahnya tim Evaluasi PIM Trowulan yang di pimpin langsung oleh Moendarjito melakukan analisis kerusakan dan melakukan penyelamatan serta menggagas sayembara masterplan dan desain museum terbuka di situs PIM Trowulan.
 
Situs Majapahit di Trowulan adalah salah satu tempat dimana terdapat peninggalan kota Kuno Kerajaan Majapahit yang terpadat . Trowulan sendiri terletak 60 KM barat daya dari kota Surabaya. Situs Trowulan di duga merupakan kota terbesar pada puncak kejayaan kerajaan Majapahit. Pusat kota Majapahit di trowulan ini di gambarkan pada dimensi 11 KM x 9 KM persegi ditemukan banyak peninggalan artefak rumah, gerabah , 32 kanal , kolam sebesar 6,5 HA, dan dua gerbang besar yang disebut masyarakat Gapura Bajangratu dan Gapura Wringin Lawang. Disekitar situs juga ditemukan permukiman dan pendapa kuno, candi Hindu dan Buddha. Situs Trowulan juga di duga merupakan satu-satunya peninggalan purbakala berbentuk kota dari era kerajaan-kerajaan kuno dari abad V sampai XV Masehi.
 
Lewat artikel “Trowulan, Kebesaran Majapahit yang Tersisa” di Kompas, disebutkan Penelitian terhadap Situs Trowulan telah di mulai oleh Wardenaar yang mendapat mandat dari Raffles pada tahun 1815yang kemudian dicantumkan oleh Raffles dalam bukunya, History of Jawa (1817). Penelitian ini berlanjut oleh WR van Hovell (1849), JVG Brumund, dan Jonathan Rigg, RDM Verbeek (1889), RAA Kromodjojo Adinegoro seorang Bupati Mojokerto (1849-1916), J Knebel (1907), dan salah satu arsitek Belanda Henry Maclaine Pont (1921-1924).
 
Di situs trowulan, melalui beberapa penelitian, di temukan artefak-artefak penting dimana terdapat sebuah gambaran kota yang kompleks yang terdapat tempat tempat ibadah, waduk, kanal, permukiman, pasar, makam, hingga pembagian sawah. Melalui penelitian arkeologi yang panjang , kerjasama Bakosurtanal dengan Ditlinbinjarah, UGM, ITB, dan Lapan itu diketahui bahwa Situs Trowulan dibagi oleh kanal kanal besar dan terbagi dalam kanal kecil, membentuk satu pola grid kota yang besar. Sepakat dengan Moendarjito, Trowulan dengan kandungan arkeologis yang sangat besar dan luas harusnya bisa menjadi salah satu kekayaan sejarah Bangsa Indonesia, yang bisa disetarakan dengan Acropolis di Athena, Yunani atau Machu Pichu di Peru.
 
[2]
 
November 2009
 
Sayembara skala Nasional penataan masterplan dan museum terbuka kawasan PIM trowulan digagas dan dilaksanakan oleh tim evaluasi PIM trowulan bersama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Dalam waktu sebulan, peserta sayembara diharapkan memberikan gagasan terbaik untuk kawasan PIM Trowulan.
 
Kami tim dari Kantor Han awal & Partners, Architect bekerja sama dengan Studio Adi Purnomo, berembuk ikut serta dalam sayembara museum Terbuka. Dalam waktu singkat, Adi Purnomo sempat menulis, “Bukan hal yang cukup bijaksana untuk memikirkan bangunan permanen di suatu situs yang penting tanpa ada data lengkap dan waktu perencanaan yang sangat pendek (kurang dari dua minggu).”
 
Usulan kami bertolak dari gagasan membuat bangunan sementara saja meskipun tetap membuka peluang menjadi permanen.
Gagasannya adalah membuat sistem anti-gravitasi yang mampu sesedikit mungkin menapak ke tanah dan menaungi selebar mungkin. Titik yang harus menapak tanah (sebaiknya tanpa menggali) dikembangkan dari dimensi modul penggalian arkeologi menjadi modul rangka berupa piramida terbalik yang bisa dirangkai membentuk jaringan yang saling menunjang untuk berdiri stabil. Modul piramida ini berupa rangka besi space frame yang bisa diproduksi di luar lahan dan dibawa masuk hanya untuk dirangkai.
Ketika sistem rangka sudah terangkai, material penutup atap/lantai/dinding bisa menjadi sangat fleksibel variannya. Pilihan kain, plastik, terpal, bambu, kayu, besi sampai kaca akan bergantung pada kebutuhan tingkat permanen yang diinginkan dan biaya yang tersedia.
 
Dari modul penggalian arkelogi 4x4m sampai dengan 24x24m, sistem ini akan bergerak, berkembang atau ditiadakan sesuai kegiatan penggalian yang ada. Konfigurasi akhir yang terjadi adalah ekspresi dari apa yang terkuak dari dalam tanah. Dari gagasan ini, kami beruntung mendapatkan juara pertama.
 
[3]
 
2010
 
Setelah proses sayembara berlangsung, kami diminta oleh panitia sayembara, dan dipanggil secara khusus oleh direktorat Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk mendampingi proses konstruksi pembangunan museum terbuka PIM trowulan. Melalui rapat rapat di direktorat Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, kami memberikan masukan dan memberikan gambar gambar konstruksi untuk dapat dibangun serta merekomendasikan spesifikasi terbaik untuk museum terbuka.
 
Sayangnya karena kurang koordinasi antara BP3, dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata pemerintah pusat, sudah di lakukan tender di Jawa Timur tanpa sepengetahuan kami. Proyek Tetap berjalan, kami tetap merekomendasikan beberapa spesifikasi dan metode membangun dengan menggunakan struktur space frame untuk meminimalisasi pengrusakan situs PIM trowulan. Setelah beberapa kali pertemuan di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, tengah tahun 2010, kami kehilangan kontak, dan baru di kontak kemudian sekitar bulan oktober 2010, berupa gambar konstruksi adaptasi gambar kami yang akan di kerjakan di lapangan yang kurang cocok dengan konsep yang kami tawarkan melalui sayembara dan gambar konstruksi yang telah kami berikan. Proyek ternyata tetap berjalan dan akhir tahun 2010, satu bangunan di sektor A telah selesai terbangun mendekati 75% dari gagasan awal sayembara.
 
Awal tahun 2011, Kami bersama Moendarjito melakukan evaluasi dan menghadap Wakil Mentri Wiendu Nuryanti untuk memberikan masukan terhadap bangunan museum terbuka PIM trowulan yang sudah terbangun di sektor A. Kami Memberikan masukan terhadap cara pembangunan dan spesifikasi material. Setelah menghadap ke Wakil mentri, proyek tetap berlangsung tanpa melibatkan kami lagi di proses konstruksi hingga bangunan selesai seluruh sektor akhir tahun 2011.
 
melalui kunjungan lapangan personal setelah semua bangunan museum terbuka terbangun, menurut kami ada beberapa masukan untuk proyek museum terbuka PIM Trowulan.
 
Beberapa material tidak sesuai spesifikasi kami seperti balok pengikat sloof yang terlihat dari tanah agar dapat di tutup dengan terakota sehingga dapat menyatu dengan lingkungan sekitar. Spesifikasi membran sebagai penutup atau bangunan museum bertaraf nasional selayaknya menggunakan kualitas terbaik sehingga dapat bertahan lama berlaku juga dengan material material lain.
 
Warna rangka sebaiknya satu warna putih, sehingga bangunan tidak menjadi pusat perhatian dan lebih fokus pada galian arkeologi dibawahnya. Railing untuk anjungan di dalam bangunan sebaiknya menggunakan kaca sehingga pengunjung bisa menikmati hasil arkelogi dengan lebih jelas. Terakhir adalah, perencanaan yang menyeluruh terhadap lansekap dan penataan cahaya. Penataan cahaya yang tepat guna dapat memperindah bangunan museum terbuka dan terfokus pada hasil galian situs arkeologinya sendiri.
 
Seharusnya ada desain lansekap yang dapat menyatukan antara bangunan museum terbuka, museum yang telah ada, hasil galian arkeologi dan akses menuju museum terbuka sehingga bisa menjadi kawasan yang asri dan aman tanpa dapat di akses kendaraan bermotor milik publik yang berpotensi merusak situs.
 
[4]
 
Di belahan lain, di Jepang, di Yunani, di Itali, dan lain sebagainya masing masing negara berusaha mempertahankan kawasan atau bangunan dengan nilai sejarah yang tinggi, baik melalui konservasi, penggalian arkelogi hingga studi dengan biaya tinggi.
 
mereka percaya bahwa menguak fakta melalui penelusuran sejarah adalah data yang penting bagi manusia untuk dipelajari dan pijakan untuk maju kedepan. Kekayaan sejarah berlandaskan tempat tidak akan mungkin kita temukan padanan lainnya di seluruh tempat di dunia. Masing masing memiliki waktu dan sejarahnya sendiri.
 
Situs majapahi t di Trowulan terus mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Beberapa masyarakat kini berusaha menolak pembangunan pabrik baja karena dianggap terlalu dekat dengan situs dan diduga berpotensi merusak. Masyarakat juga pernah menggagas untuk melakukan penggalian arkeologi sendiri dan mengamankan di satu lahan yang mereka sewa karena kurangnya perhatian dari pemerintah. Moendarjito juga menginginkan Kawasan situs Majapahit di Trowulan agar menjadi Kawasan cagar budaya yang jelas secara hukum.
 
Situs Majapahit yang di duga berupa kanal kanal besar sebagai ibu kota kerajaan Majapahit adalah kekayaan bangsa Indonesia. Oktober 2013 lalu, situs kota Trowulan malah ditetapkan sebagai situs pusaka yang terancam rusak oleh World Monuments Fund. Padahal kawasan Trowulan memiliki waktu mulai pembangunan yang sama dengan Istana Louvre di Paris yang tetap berdiri megah menjadi museum kelas dunia.
 
99 Hektar kekayaan sejarah kita di Trowulan terancam. Masyarakat dan pecinta budaya dan sejarah seperti Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) juga terus berusaha bekerja sama dengan pemerintah agar situs berharga kita terlindungi dan dapat terdokumentasi, terdata dengan baik.
 
Proyek Museum terbuka PIM Trowulan, Atau sekarang disebut bagian dari Taman Majapahit setidaknya awal yang baik sebagai contoh bagi semua pihak untuk melakukan konservasi skala nasional, namun tetap dengan catatan perlunya koordinasi yang jelas antara semua pihak terkait baik perencana, perancang dan pelaksana sehingga dapat terlaksana dengan maksimal. Selain baiknya dengan proses sayembara arsitektur, mekanisme penunjukan lelang tender kontraktor juga perlu di tekankan agar pelaksana atau kontraktor yang di pilih seharusnya memiliki wawasan konservasi yang baik dan memiliki reputasi dengan bukti pengalaman dengan situs situs konservasi. Tak hanya itu, selain kontraktor yang berpengalaman dan handal dalam konservasi disertai dengan pendampingan tenaga ahli yang berpengalaman adalah jurus jitu untuk proyek semacam ini. Bangunan dan situs situs bersejarah yang sudah berdiri sekian ratus bahkan mungkin ribuan tahun, sudah saatnya dipegang oleh yang berpengalaman dalam bidangnya sehingga keindahan fisik dan sejarahnya akan tetap berdiri dan menjadi pelajaran bagi generasi sekarang dan masa mendatang bukan malah tambah rusak atau terjejali dengan bentuk atau hal hal yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi yang baik.
 
Those who do not remember the past are condemned to repeat it. -George Santayana
 
Bukankah bangsa yang besar lahir dari bangsa yang menghargai dan belajar dari sejarahnya?
 
Paskalis Khrisno Ayodyantoro untuk Tim Sayembara/PT HAN AWAL & Partner, Architects
 
Gagasan sayembara Museum terbuka PIM Trowulan adalah Kerjasama Han Awal & Partners, Architects dengan Mamostudio
Adi Purnomo | Adria Ricardo | Danny Wicaksono | Grace Kartono | Jessica Pangastuti | Mira Agusnani | Monica Renata | Paskalis Khrisno Ayodyantoro | Reginald Agussalim | Varani Kosasih | Yori Antar | Yurike Sanafayong

About the author