Indonesia mengalami perubahan demokrasi baru, kebebasan yang baru setelah reformasi 98, menumbuhkan pemimpin dan tokoh baru. Bersama media dan sosial media, kita dan masyarakat bisa menikmati perkembangan, arah kebijakan dan ambisi para pemimpin di pusat negara, hingga kota masing masing.
Sutiyoso, Foke dan kini adalah Joko Widodo adalah salah satu contoh bagaimana masyarakat Jakarta melihat dan mengawasi pemimpin mereka. Dari Jalur bis khusus, kanal banjir Jakarta, hingga jalan layang, adalah beberapa ide yang kini telah terimplementasi dan diawasi keberhasilannya. Kebijakan-kebijakan ini membuat masyarakat belajar bagaimana memilih pemimpin yang telah meninggalkan kesan karena prestasi mereka.
Di kota lain, kita dapat belajar dari aktivasi dan perbaikan taman-taman di Surabaya oleh Risma Harini yang kini bisa dinikmati siapa saja sebagai ruang terbuka hijau yang aktif, Program tram dan perbaikan detail detail kota Solo dari pedestrian yang lebar, hingga pemindahan PKL oleh Joko Widodo hingga aktivasi bangunan pertambangan oleh Amran Nur di Sawah Lunto menjadi museum dalam upaya meningkatkan ekonomi kotanya.
Indonesia sekarang mengalami ekonomi yang tetap stabil pertumbuhannya dan Indonesia diperkirakan akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar di dunia pada 2030 mendatang (McKinsey) setelah bertahan dari krisis global 2008 yang berdampak panjang yang hingga saat ini masih menimbulkan krisis ekonomi terhadap negara negara di eropa. Tiada saat yang baik, untuk implementasi dan pengembangan kota, baik untuk meningkatkan lapangan pekerjaan juga untuk tabungan perbaikan kota masa depan. Manajemen kota seperti mengurus sebuah perusahaan besar, bagi mereka yang menjalankan perusahaan mengetahui, investasi di waktu yang baik akan memberikan keuntungan.
Kota tempat tinggal kita adalah sistem kompleks yang terdiri dari beragam elemen penduduk termasuk masalahnya. Pemimpin yang mau terjun dan mendengarkan masalah penduduknya dan memberikan solusi akan selalu berada di depan. Pemimpin yang tidak sekedar berjanji di kampanye, tetapi mereka yang terus menyelesaikan benang kusut di birokrasi dan mewujudkan agenda untuk masyarakat banyak akan selalu dikenang karena meninggalkan kesan dan perbaikan kota dalam jangka waktu yang panjang.
Yang terpenting adalah kota kota di Indonesia membutuhkan rencana pengembangan, membutuhkan dana yang tak kecil dan pemimpin. Pemimpin yang berani mengambil sebuah ide perbaikan untuk kota dengan alasan yang baik, yaitu untuk perbaikan masyarakat banyak. Berikut di bawah adalah 10 ide ambisius arsitektur dan kota menurut kami, ide yang mahal tetapi memungkinkan dan membawa perubahan, tentu dengan perencanaan yang jauh lebih matang.
Solusi arsitektur dan kota sebagai kendaraan politik adalah salah satu cara, bukan sebagai digunakan sekedar pencitraan para pemimpin, tetapi untuk melibatkan semua elemen masyarakat, pemerintah dan swasta, sama sama saling mendengarkan sebagai katalis awal perbaikan yang lebih baik. Dengan proses yang baik, siapapun pemimpin yang membangun, proyek proyek ini akan menjadi perbedaan, hidup yang baik. Tidak ada yang salah dengan ambisi kecil.
01.
Pusat Seni Kontemporer Nasional Indonesia
Galeri, museum, tempat mengadakan pameran seni, arsitektur, busana, kini terpusat pada bangunan bangunan lama atau mall mall. Seberapa ketergantungan kita terhadap mall mall ini untuk menyediakan ruang pameran berskala nasional dan internasional. Kita membutuhkan satu media tempat baru, kebanggaan sehingga para pelaku seni dan arsitektur memiliki ruang untuk mempromosikan diri lewat karya. Sebuah tempat seperti Kompleks Salihara dengan skala nasional, dengan desain tanpa embel-embel tradisional, namun mencerminkan semangat baru. Tempat untuk bertukar kebudayaan dalam saat ini dan nanti. Tiada yang lebih menyenangkan meletakkan museum ini di salah satu kota “kreatif” – Bandung
02.
Stasiun penyewaan sepeda di tiap kota
Penyewaan sepeda di Indonesia dimulai dari Universitas Indonesia, berlanjut ke skala kota seperti Bandung mengikuti kota besar seperti di Copenhagen, paris, New York. Penyewaan sepeda menjadi kebutuhan masyarakat yang semakin dinikmati, dalam skala yang kecil, penyewaan sepeda menjadi salah satu cara efektif untuk berpindah secara cepat tanpa mengeluarkan emisi dan polusi berarti terhadap kota. Penggunaan sepeda semakin dibutuhkan kembali sebagai usaha untuk mengembalikan kota kedalam skala manusia, skala dimana manusia menikmati bangunan, taman, kotanya secara perlahan dan detail. Bagaimanapun juga kita menginginkan penduduk yang lebih sehat bukan?
03.
Kota berwawasan pejalan kaki
Kota kota di Indonesia sekarang adalah kota yang orientasi pengembangannya mengikuti perkembangan kendaraan bermotor, sehingga menciptakan bangunan bangunan gigantis dan koridor koridor jalan yang besar sehingga sulit di akses dengan mudah oleh manusia. Perpindahan dari satu titik ke titik lain di kota juga semakin sulit karena kurangnya keterpaduan fasilitas dan semrawutnya perencanaan kota. Bila kota di dasarkan pada pejalan kaki, rencana kota akan berdasakan pejalan kaki. Kota akan lebih banyak pedestrian, taman, hingga perencanaan kawasan yang padat untuk memaksimalkan penggunaan trasportasi publik berdasarkan jarak tempuh pejalan kaki.
04.
Pusat data arsitektur setempat
Arsitektur tradisional, arsitektur kolonial dan arsitektur kontemporer adalah kebanggan arsitektur Indonesia, mereka masih berdiri dan hidup dengan budayanya sehingga bisa menjadi pembelajaran bersama bagaimana arsitektur di Indonesia berproses hingga masa kini. Kekayaan sejarah dan bangunan bangunan tradisional ini adalah kekayaan yang tidak mungkin sama dimiliki oleh tampat lain di bumi ini. Mempelajari sejarah adalah bagian untuk berkembang, dengan memiliki pusat data arsitektur setempat, masing masing kampus memiliki kekayaan masing masing, sehingga bisa menjadi suatu data otentik dan dasar untuk mengembangkan arsitektur kini.
05.
Bangunan Pemanfaatan Energi dari Bencana
Kita tahu, Indonesia adalah Negara dengan banyak pulau, dikelilingi oleh laut, dan pegunungan berapi. Dengan rawannya bencana di semua daerah Indonesia, energi alternatif bisa digunakan sebagai material baru atau penghasil energi baru untuk kota, baik itu geothermal pada gunung berapi, atau gelombang air laut, seperti misalnya kekuatan semburan Lumpur lapindo sebagai energi dan lumpurnya sebagai bahan baku bangunan alternatif. Salah satu ide lainnya, bukankah kemarau panjang bisa digunakan sebagai penghasil energi listrik cadangan dari matahari.
06.
Stasiun kereta kecepatan tinggi lintas jawa dan atau sumatera, Transport hub antar kota yang memadai
Jawa dan sumatera
Tiada yang lebih menyenangkan memiliki transportasi darat dengan kereta kecepatan tinggi, sehingga perpindahan manusia dari satu kota ke kota lain bisa menjadi lebih cepat dan mudah tanpa tergantung dari sistem transportasi udara yang semakin tinggi biayanya, dan membutuhkan birokrasi “check in” ke moda yang lebih lama. Kereta selain efisien dengan metode “hop on hop off” memudahkan siapa saja berpindah dengan cepat dan lancar. Jika setiap stasiun menyediakan parkir sepeda atau kendaraan bermotor sehingga meminimalisasi penggunaan kendaraan bermotor baik antar kota atau di dalam kota.
07.
Perbanyak bangunan/area publik berorientasi “tempat”
Suksesnya kota mengelola ruang publik dan bangunan dan fasilitas publik banyak terbukti berhasil dengan bagaimana pemimpinnya mendengarkan kebutuhan masyarakat. Placemaking dari PPS (Project for Public Space) adalah salah satu usaha meningkatkan kawasan sekitar, kota melalui ide ide kecil masyarakat sehingga kawasan bisa menjadi aktif kembali. Strategi “mendengarkan” atau bottom-up ini tak ada salahnya kita perbanyak ruang ruang aktif kota dengan metode ini.
08.
Pasar Seni Muda : Aktivasi kegiatan publik
Jogjakarta, Medan, Makasar
Dengan berkembangnya produk dan kegiatan kreatif yang di buat oleh generasi muda sekarang, dibutuhkan juga ruang-ruang tempat mereka melakukan kegiatannya, sebagai contoh adalah festival makanan lokal keukenBdg, festival sinema diruang terbuka semacam layar tancap di pinggir kali, festival produk fashion lokal, instalasi instalasi seni di Biennale Jogja, pertunjukan musik yang semakin berkembang oleh generasi baru. Dengan semaraknya kegiatan ini dan ruang yang memadai, kita bisa berharap produktivitas kota dan pasar domestik semakin tinggi.
09.
Jalan mobil sebagai Ruang Tinggal Padat
Indonesia dengan hampir 250 juta penduduk mengalami kewalahan luar biasa di kota kota besar utama dengan pertambahan penduduk yang tidak disertai dengan fasilitas kota seperti ruang tinggal. Kota-kota besar kita cenderung membangun jalan menanggulangi macet, membangun akses sehingga kota semakin padat dengan kendaraan tetapi lupa untuk mengakomodasi kepadatan manusianya. Cara pandang ini perlu kita rubah dengan mengurangi kendaraan pribadi dan mulai membangun kota untuk manusia.dengan mengubah dominasi penggunaan transportasi publik, dan mengganti fungsi jalan menjadi ruang tinggal, metode ini adalah salah satu opsi solusi kekurangan lahan yang dimiliki pemerintah.
10
Perabotan publik oleh desainer produk / arsitek
Tiada yang lebih menyenangkan memiliki bangunan modern menjulang, tetapi juga kota dengan detail yang fungsional, sederhana, dan cantik. Tidak ada salahnya kesempatan dekorasi ruang publik seeprti lampu jalan atau tempat duduk oleh arsitek atau desainer produk sehingga menjadi kebanggaan kotanya melengkapi dan memperindah saat kita bersepeda atau berjalan kami